Penayangan bulan lalu

Sabtu, 03 November 2012

Renungan Nurani

Sunyi sepi menghiasi hari demi hari, berganti sesal
meluluhlantakkan jiwa yang tak mendengar bisikan Ilahi
detik waktu bergulir serasa debu yang tersapu badai,
menyisakan qalbu yang menangisi amal yang tak diperbuat
ruang hidup terbias tak bermakna
menelurkan bibit-bibit yang menggerogoti setiap gelora yang mulai berkibar

beruntung nurani tak pernah mati digumul jutaan nafsu sekalipun
karena hakikatnya memang hanya Engkau yang menduduki singgasana nuraniku
bagai cahaya lilin yang mulai menerangi setiap suduk gelap
hangat, indah juga menentramkan setiap sel penyangga tubuh ini

duhai Sang Pemilik Hati,
ampuni diri ini yang tak setia mentaatiMu,
maafkan diri ini yang tak sempurna mencintaiMu
duhai Sang Pemilik Semesta,
genggam hatiku yang mudah rapuh dengan limpahan HidayahMu
rengkuh tubuhku yang mudah lelah ini dengan jutaan RahmatMu

ku berharap
penghambaanku senantiasa berkesinambungan
hingga berakhir dalam khusnul khotimah

ba'da isya
10-10-12

Kamis, 26 Juli 2012

Jikalau Merindu

Jikalau merindu ibarat langit semesta yang tak lelah menanti lengkungan indah membiaskan cahayanya,
Maka saat ini adalah gerimis yang membasahi hati dengan bulir-bulir kesejukan,
bersahaja nan menentramkan pikiran gontai yang meracau dikala irasional..

Jikalau merindu bagaikan kupu-kupu yang tak gundah menunggu musim semi menggairahkan jutaan kelopak bunga tuk bermekaran,
Maka saat ini adalah musim salju yang membekukan jiwa, meredam gelora yang ingin menyegerakan kegelisahan ini segera berakhir..

Jikalau merindu laiknya asa fatimah yang tak jengah berharap pinangan  Ali; mengikrarkan janji suci yang dapat mengguncang Ars-Nya Allah swt,
Maka saat ini adalah sepertiga malam yang tumpah ruah akan lantunan doa, tentang cita-cita, amanah dakwah, juga tentangmu..

Jikalau merindu seperti halnya berjalan dalam labirin kehidupan menuju taman indah yang mencahaya,
Maka saat ini adalah fase kesabaran dalam menyudahi kerinduan yang tak jua melerai..

Jikalau merindu kan menghantarkan lisanmu mengucap ijab kabul,
maka tertautlah hati yang selama ini terjaga,
meleburlah semua asa yang telah terwacana,
menyatulah dua insan yang telah terpisah,
dan keberkahan pun kan membersami perjalanan pernikahan hingga berakhir dalam Jannah-Nya.
 Aminnn..

16-juni-2012

Sabtu, 18 Februari 2012

Tentang Hijrah



Orang berilmu dan beradab tidak akan diam
Di  kampung halaman
Tinggalkanlah negerimu, dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti
Dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelah, manisnya hidup terasa
Setelah lelah berjuang

Aku melihat air menjadi rusak karena diam tak tertahan
Jika mengalir jadi jernih,
Jika tidak, kan keruh menggenang

Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur,
Tak akan kena sasaran

Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali
Dari tambang
Kayu gahuru tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika di dalam hutan
Imam Syafii
(767-820 M)


Jumat, 17 Februari 2012

Bloodshow/lendir darah, masih bisa sholatkah??


Ketika kita sedang mengasuh atau mendampingi ibu yang sedang inpartu atau yang telah mengalami pembukaan , dan telah mengeluarkan lendir darah / bloodshow apakah pernah terlintas dibenak kita untuk mengingatkan ibu tersebut melakukan kewajibannya dalam sholat 5 waktu??? Kalau saya selama menjadi seorang mahasiswi kebidanan atau bidan yang baru saja lulus ini tidak pernah memikirkan hal tersebut, saya juga tidak pernah tahu bagaimana hukum fiqihnya bagi ibu yang sedang inpartu, pakah lendir yang bercampur darah itu termasuk darah nifas, istihadoh atau termasuk darah apa??
Saya baru menyadari ketika kerja di RB Cuma-Cuma Dompet Dhuafa Bandung yang suasana keislamannya kental terasa. Saat itu partner kerja saya mengingatkan pasien yang sedang inpartu untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim untuk sholat 5 waktu. Saat itu saya merasa tertegun, “heiii selama ini saya tak pernah sekalipun memikirkan hal tersebut”. Saya baru tahu ternyata ibu yang sedang inpartu masih diperbolehkan untuk sholat dan melakukan kewajiban lainnya seperti pada perempuan suci dari hadast besar . Ternyata Allah masih ingin membimbing saya untuk mengetahui lebih lanjut tentang amalan-amalan yang diperbolehkan pada ibu yang hendak bersalin. Sehingga ketika melihat jadwal penyuluhan yang dipajang di aula , saya bertugas untuk memberikan penyuluhan tentang hal tersebut pada ibu-ibu hamil RB Cuma-Cuma dompet dhuafa. Suatu kebetulan yang direncanakan Allah tentunya, agar saya mencari ilmu baru itu untuk memperluas khasanah saya khususnya dan umumnya untuk dibagikan kepada para teman-teman semua.
  Dan saya pun menemukan istilah baru dalam penamaan bloodshow atau lendir darah ini, yakni “Wiladah”, istilah ini tentunya berbeda makna dengan  darah nifas, haid, ataupun istihadhah. Saya menemukan istilah baru ini pada buku “keakhwatan II” karya Ust. Cahyadi Takariawan dll. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Wiladah adalah darah yang keluar dari perempuan hamil sebelum melahirkan bayinya.
Dan untuk hukumnya apakah perempuan yang mengeluarkan wiladah ini termasuk perempuan suci atau perempuan yang sedang dalam keadaan hadast besar. Ternyata seperti biasa untuk fiqih, banyak sekali beberapa pendapat yang berbeda , tergantung pendapat mana yang kita pilih.
Dan ini beberapa hadist yang diriwayatkan dan pendapat para sahabat dan imam dari 3 mahzab mengenai perempuan yang mengelurkan wiladah termasuk perempuan yang suci dari hadast besar  :
1.  Perempuan hamil tidak disetubuhi sampai ia melahirkan, dan tidak ada penghalang sehingga ia terbebas dari haidh (HR. Darimi)
2. Abu hanifah, Ahmad, dll berpendapat bahwa orang hamil tidak haidh dan darah yang keluar adalah darah rusak dan darah penyakit
3. Sayidah Aisyah r.a berkata “orang hamil tidak haidh”
4. Imam Syafi’I berpendapat bahwa haidh adalah darah yang keluar dari rahim, sedangkan perempuan hamil tersumbat rahimnya, maka tidaklah keluar sesuatu apapun darinya.

Dari beberapa pendapat di atas dan buku yang saya baca bisa disimpulkan bahwa darah haidh itu merupakan peluruhan dari endometrium atau dinding rahim dan darah nifas bersal dari rahim pula. Ketika ibu hamil, dalam rahimnya terdapat seorang janin dan mulut rahimnya sudah pasti menutup,  bloodshow/wiladah/lendir darah bukanlah darah yang keluar dari dinding rahim. Sehingga hukumnya pun sudah  jelas berbeda dengan darah haidh dan darah nifas yang merupakan hadast besar . Lendir darah/bloodshow/wiladah itu merupan darah yang berasal dari penipisan mulut rahim yang akan membuat pembukaan pada mulut rahim. Portio atau mulut rahim itu akan berdilatasi sehingga bloodshow itu akan keluar. Sehingga jelas sudah perempuan yang mengeluarkan wiladah itu masih bisa menunaikan kewajiban-kewajiban ibadah seorang muslimah layaknya perempuan suci dari hadast besar termasuk menunaikan sholat 5 waktu.

Sedangkan beberapa pendapat yang mengatakan bahwa wiladah itu sama hukumnya dengan darah nifas (haram hukumnya wanita yang hendak melahirkan mengeluarkan wiladah untuk melaksanakan kewajiban ibadah layaknya perempuan suci) adalah :
¢  Apabila seorang wanita hamil mengeluarkan darah, maka tidak diwajibkan baginya sholat . Karena itu termasuk darah nifas (Aisyah, r.a)
¢  Imam malik berpendapat bahwa darah yang dikeluarkan itu menyerupai darah haidh” karena itu darah yang tiba-tiba sehingga menjadi darah haidh seperti halnya wanita yang tidak hamil
(Fiqih wanita, Saikh Kamil Muhammad Uwaidah)

Pendapat dari Aisyah r.a menjadi ambigu bagi teman-teman mungkin karena pada paragraf sebelumnya pendapat Aisyah r.a menjadi landasan hukum fiqih untuk mewajibakan wanita yang mengeluarkan wiladah masih bisa melaksanakan kewajiban ibadah. Tetapi dapat saya jelaskan beberapa penulis sebelumnya mengkombinasikan pendapat Aisyah r.a dengan pendapat para imam  2 mahzab. Sehingga didapatkan hukum seperti yang dujelaskan di atas.
Sedangkan untuk hukum yang mengharamkan sholat pada wanita yang mengeluarkan wiladah itu sudah jelas dapat dilihat dari pendapat Aisyah r.a dan imam maliki yang menyebutkan hal itu sama hukumnya dengan ketentuan bagi perempuan yang mengeluarkan darah nifas.
Gimana temen-temen sudah ga bingung lagi kan? Sekarang tinggal kembali kepada ke diri masing-masing mau memilih pendapat yang mana..

# Walliohualam bishowab..(mudah-mudahan Allah mengampuni jika ada kesalahan ilmu yang saya coba bagikan ini, tolong koreksi jika memang ada kesalahan :’))






Ketika Adzan Dikumandangkan Pada Bayi Baru Lahir


Proses persalinan yang begitu sering kulalui menjadi proses yang biasa kurasa, padahal saya tahu begitu banyak pelajaran dan hikmah yang bisa kurenungkan setiap proses persalinan terjadi, dimana salah satu keagungan Allah bisa saya lihat dengan mata telanjang, melihat bagaimana proses manusia lahir di muka bumi ini. Beruntung kali ini, saya begitu menikmati detik demi detik mendampingi ibu yang sedang berjuang melahirkan bayinya. Saya mencoba mencari pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik dan bisa saya bagikan pada teman-teman semua.
Dan Hari kamis pada tanggal 9 februari 2012 pukul 06.00 WIB, lahirlah seorang bayi laki-laki yang diikuti jeritan tangis bayi yang begitu khidmat terdengar. Setelah proses meneran 30 menit lamanya, akhirnya bayi pertama yang ditunggu keluarga pak Imran (bukan nama sebenarnya) lahir dengan selamat tanpa cacat.. pdahal 10 menit sebelumnya, bunyi jantung janin mengalami penurunan (bradi kardi) sehingga ditakutkan ketika bayi lahir tidak langsung menangis dan mengalami asfiksia sehingga perlu tindakan resusitasi. Tapi atas kekuasaan dan kebaikan Allah, bayi ini lahir dengan selamat dan mebuat kebahagian besar bagi keluarga mungil pak imron. Karena sebelumnya, pada proses persalinan anak pertama tidak diiringi dengan suara jerit tangis bayi. Bayinya dilahirkan karena telah meninggal dalam rahim pada usia kehamilan 8bulan. Suasana romantis dan penuh keharuan dilanjut pada saat proses Inisiasi menyusu dini(bayi diletakkan di atas perut ibu, dan mencoba mencari puting susu ibu guna meningkatkan ikatan tali kasih sayang antara ibu dengan bayi dan meningkatkan kepekaan bayi dalam menyusui sehingga bisa mencapai asi eksklusif) bayi masih menangis dan bergerak-gerak di atas perut ibunya.
Sang ayahpun mengumandangkan Adzan dan iqomah pertama pada bayi pertamanya. Sungguh takjub dan penuh keheranan, saya melihat bayi itu terdiam sejenak ketika sang ayah mengumandangkan Adzan di telinga kanannya dan kemudian menangis lagi ketika sang ayah berhenti mengumandangkan adzan, dan ketika sang ayah mengumandangkan iqomah, bayi tersebut diam kembali seakan menyadari betul bahwa kalimat tauhid yang berisi makna-makna keagungan sang pencipta sedang ia dengarkan dan ia renungkan. Kalimat syahadat yang sesuai dengan fitrahnya sebagai kunci pintu gerbang masuk islam, dan lagi ketika iqomah berhenti bayi tersebut kembali menangis seakan-akan tidak ingin suara yang berisi kalimat-kalimat tauhid itu menghilang.  Subhanallah, berpuluh-puluh kali saya menyaksikan proses tersebut, saya baru menyadari hal tersebut.   Maha Suci Allah dengan segala penciptaannya . bayi mungil pun memahami bahwasanya tiada tuhan selain Allah swt dan Muhammad saw sebagai rasulullah terakhir. Karena pada hakikatnya seorang bayi terlahir suci dan bertauhidkan Allah swt , dan orangtua-nya lah yang membuat dia beragama nasrani, majusi, yahudi, dll. Bersyukur kita dilahirkan dalam lingkungan keluarga yang beragama muslim, sehingga kita hanya perlu untuk mengistiqomahkan keimanan kita. Tak perlu susah-susah menjemput hidayah untuk masuk agama islam dan berjuang mempertahankan ketauhiudan seperti sodara-sodara kita yang mualaf.
#keep Hamasah menjadi seorang muslim.. :’)

Rabu, 08 Februari 2012

Simfoni Hati





Kala rintik-rintik air mulai berhenti menetes dari bilik-bilik langit
dan dedaunan penuh dengan hamparan embun-embun bening
saat itu ada asa hangat yang menelisik hati,
menggelora membangunkan suasana sendu dan melankolis
mengingat kembali memori yang sempat tersengaja kulupakan..

lalu, pena ajaib menggoreskan titian warna yang menawan di kanvas semesta
memancarkan keindahannya hingga tanah basahpun terlihat elok berwarna
ini hati ikut terisaukan dengan pantulan cahaya yang memukau..
membuka kembali catatan puitis ala pujangga tentang dirinya
bayangannya mulai menari-menari menyita semua tempat dalam pikiran

kelam menyelimuti langit dikala mentari mulai tenggelam
meninggalkan singgasana siangnya
menyadarkanku akan lamunan yang melenakan
sunyi dan hening beradu menciptakan sudut syahdu bagi kalbu yang resah
kubaca kalam-kalam bermakna yang menggetarkan jiwa
ingatkanku akan kisah ali dan Fatimah yang berakhir romantis
jika diam adalah syair yang paling indah nan anggun
maka kupilih membisu,
hingga dia dan janji suci yang mengguncang Ars’Nya Allah menepi di perjalanan hidupku…


selepas rinai di kala senja..
soreang, 5 januari 2011

Irma Nurul Arianti


#sedang galau meracau :-D

Sketsa angan




Harianku bergandengan dengan kejenuhan yang berirama
Terlena dalam keasyikan yang mejemukan nan sia-sia
, itu ragaku!!
Terjebak dalam buih-buih kehidupan

Namun secercah harapan menyapaku di kala senja mulai meredup
dan gemintangpun mulai berkelap-kelip menyinari sanubariku
menumbuhkan asa yang masih berdiri kokoh dalam hati

yaaa,,, momentum itu mendarat  dengan keinginan yang tak terpelikan
diringi segengam semangat yang mulai mengalun dengan melodi teramat merdu

kini hingga nanti, kan ada jalan berliku yang menanti
hingga tuhan,
ijinkanku berkilauan di hamparan kerikil..



*Selalu ada inspirasi di kala langit mulai gulita

Selasa, 07 Februari 2012

pengembara atau pejuang statis?



Dalan hutan permai yang penuh dengan keindahan
Ada  2 makhluk yang tersesat,
Satu memilih berdiam diri , dan yang lainnya memilih mengembara

Dalam hutan permai yang penuh keindahan seringkali manuisa terjebak dengan paradigma bahwa “hutan itu menyeramkan” sehingga membuat dia henti langkah untuk mencari jalan keluar. Kita memilih diam demi menyelamatkan diri, menunggu bala bantuan menghampiri. Daripada harus keluar dari goa sebagai tempat teraman, keluar dari goa sama dengan mencari-cari masalah, menghadapi para binatang buas yg bisa menerkam kapan saja, melewati tebing-tebing curam yang bisa membunuh kita, melalui sungai-sungai deras yang bisa menenggelamkan kita. Kita memilih statis , karena kita terlalu ketakutan dalam menghadapi semuai rintangan. Tapi kita sangat tidak menyadari bahwasanya diam kita pun mengundang kematian kapan saja, waktu yang terus bergulir, detak-detaknya pun terus berjalan menghisap sisa umur yang kian menipis. Hingga kematian yang mengintainya akan membinasakan dia jika waktunya sudah tiba, dia akan terselubung dalam sudut gua yang gelap dan dingin di tengah hutan permai yang yang penuh keindahan dan jauh dari keramaian serta kehangatan, sungguh ironi. Dia tetap tinggal dalam goa yang menyesakkan hingga menjadi tulang belulang yang menjadi warisannya kelak sebagai manusia tak bernama dan tak berguna.
Lain halnya dengan makhluk lainnya yang memilih mengembara disaat dia tau tersesat dalam hutan permai yang penuh keindahan itu. Dia mulai menghentakakan kakinya untuk terus berjalan menyusuri jalan setapak, berenang melewati derasnya aliran sungai, memanjat tebing-tebing curam, menikmati perubahan cuaca yang sadis, dari hujan badai menuju panas terik. Dia melakukan segalanya demi bisa keluar dari hutan gelap yang menyimpan keindahan itu. Dia tahu betul marabahaya memburunya setiap saat tapi dia tak peduli, yang dia lakukan hanya terus bergerak, bergerak, dan bergerak sembari menikmati panorama alam yang begitu menyejukkan mata dan menentramkan jiwa. Berbagai macam tanaman dan hewan jinak kini menjadi sahabat terdekatnya.  Dia mendapatkan banyak hal baru dalam hidupnya, dia memanfaatkan kesampatan dalam kesempitan ini. Beragam ranah peristiwa dalam hutan yang menantang dan melenakan telah ia taklukan , ia seakan menjadi tarzan otodidak nan karbitan. Menit demi menit, jam menuju jam lainya, dan Hari berpindah hari telah ia lewati, telah sampailah ia dalam penghujung perjuangan ini, pelangi yang terlihat di atas perumahan perkampung semakin jelas terlihat. Sisa tenaganya ia gunakan untuk lari sekuat tenaga menuju rumah dimana keluarganya sedang menunggu kehadirannya. Tangis haru membahana di pemukiman tersebut, ia ceritan banyak hal pada semua yang menyaksikan. Hingga waktu terus bergulir dan ia pun tutup usia di tengah hangatnya keluarga yang menemani, dan meninggalkan nama yang berkesan pejuang tiada akhir.



Sahabat silahkan memilih, apakah ingin menjadi pengembara atau seorang pejuang statis sampai akhir hayatnya???

Rabu, 18 Januari 2012

Muhasabah Akhir Tahun

Pagi selalu memberikan nuansa baru yang menyejukkan, seperti biasa selalu terlihat mentari hangat terbit dari peraduannya . Pemandangan alam yang selalu memukau, dikala langit masih berselimut gelap terpancarlah titik-titik terang di ufuk timur dan menjelma menjadi bola cahaya yang bersinar sepanjang hari mengiringi alam semesta beraktivitas .
Senja pun tak kalah memukau. Ketika malam kan tiba, sang matahari pun kembali ke peraduannya meninggalkan alam semesta dengan segala keindahannya, perlahan sinarnya menjadi pembiasaan cahaya yang menyilaukan mata namun tetap anggun dan bergantianlah dengan sang rembulan yang akan menunaikan tugasnya di kala malam tiba.
 Sebuah keteraturan alam yang patut disyukuri dan direnungkan. Bumi berotasi setiap hari dan mengahasilkan panorama yang begitu menakjubkan untuk dilihat dan menfasilitasi manusia untuk menciptakan kejadian-kejadian berhikmah yang bisa dinikmati setiap saat.

Malam yang diterangi sinar rembulan dan pantulan cahaya kelap-kelip gemintang, selalu menjadi sudut yang nyaman untuk bermuhasabah, mengenang setiap peristiwa di hari yang terang, mengumpulkan hikmah-hikmah yang terselip di antara mutan-mutan negatif maupun positif, mengevaluasi setiap tutur kata prilaku yang bersinggungan dengan etika dan kebaikan, kemudian menyusun kembali sebuah rencana indah untuk hadapi esok hari yang penuh kejutan-kejutan dari Yang Maha Kuasa.

Kemarin, tepatnya tanggal 31 desember 2011 pukul 23.59.59  Bumi pun telah menyelesaikan tugasnya dalam berrevolusi yakni mengelilingi matahari di orbitnya. Kita pun sama telah berjalan mengelilingi roda kehidupan selama 365 hari penuh. Mengisi hari demi hari dengan “amalan bermanfaat” (versi masing-masing individu) bagi diri, keluarga maupun lingkungan .  Seperti halnya malam pada 1 hari penuh, penghujung tahun kemarin menjadi pojokon nyaman untuk melakukan evaluasi diri terhadap target-target 2011 yang telah tercapai maupun tidak. Banyak hal yang telah kita lalui selama 2011 lalu, ragam warna peristiwa menghiasi rona kehidupan kita, menguras energy dan emosi, hingga air mata selalu menghantui kesedihan, senyuman selalu mengiringi kebahagian, kelelahan selalu mengikuti perjuangan, kenyamanan selalu bergandengan dengan prestasi, semua rasa tumpah ruah mengelilingi oase hidup yang mengalir lembut bahkan deras, dari awal tahun 2011 hingga bermuara pada penghujung tahun 2011. Semua itu telah kita lalui, kita lewati atas ijin Allah swt tentunya. Bersyukurlah atas kenikmatan hidup yang telah Allah berikan hingga detik ini.

*Maha suci Allah dengan segala penciptaanNya dengan memberikan 1 hari di setiap kehidupan kita, hari-hari itu bagikan puzzle-puzle yang  berserakan dan membentuk sebuah sketsa gambar kehidupan yang mempesona. Membingkai dan membentuk kita seperti saat ini.…

Mudah-mudahan awal tahun 2012 sampai penghujung 2012 nanti,Allah swt masih memberikan kenikmatan dan keberkahan yang menghiasi kehidupan kita. Hingga setiap hari yang akan kita lalui akan membentuk pribadi yang lebih baik lagi. Pribadi yang selalu bisa bermanfaat dan membuat orang di sekitar kita tersenyum. dan terakhir menjadi  Pribadi yang selalu mengingat Allah di setiap aktivitasnya..