Kala rintik-rintik air
mulai berhenti menetes dari bilik-bilik langit
dan dedaunan penuh
dengan hamparan embun-embun bening
saat itu ada asa hangat
yang menelisik hati,
menggelora membangunkan
suasana sendu dan melankolis
mengingat kembali
memori yang sempat tersengaja kulupakan..
lalu, pena ajaib
menggoreskan titian warna yang menawan di kanvas semesta
memancarkan keindahannya
hingga tanah basahpun terlihat elok berwarna
ini hati ikut
terisaukan dengan pantulan cahaya yang memukau..
membuka kembali catatan
puitis ala pujangga tentang dirinya
bayangannya mulai
menari-menari menyita semua tempat dalam pikiran
kelam menyelimuti
langit dikala mentari mulai tenggelam
meninggalkan singgasana
siangnya
menyadarkanku akan
lamunan yang melenakan
sunyi dan hening beradu
menciptakan sudut syahdu bagi kalbu yang resah
kubaca kalam-kalam
bermakna yang menggetarkan jiwa
ingatkanku akan kisah
ali dan Fatimah yang berakhir romantis
jika diam adalah syair
yang paling indah nan anggun
maka kupilih membisu,
hingga dia dan janji
suci yang mengguncang Ars’Nya Allah menepi di perjalanan hidupku…
selepas rinai di kala
senja..
soreang, 5 januari 2011
Irma Nurul Arianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar